Siang menyengat bertabur jerat
Kerinduan tak sanggup menghapus pilar-pilar kepalsuan
Suara gempita bertambur di teriknya Siang menyengat penuh jerat
Kau tulis seribu kerinduan masih tetap tak mampu mengapus pilar-pilar kedustaan
Kau kerat tintamu tetap tak mampu menggugah nurani Sang Durjana
Darahmu satu,
Jangan gamang menyisir pematang tak bertepi.
Hasratmu satu,
Membendung aliran deras kecongkakan
Bentengmu satu,
Mengalirkan warisan kekuatan
Derita tanah leluhur,
Disana sini penuh bertebaran pasak kesombongan
Tangisan anak negeri yang ternistakan,
Di pojok gelap jeruji masih bersanding lumpur
Malam ini langit melafazkan ayat-ayat kauniah
Tersungkur aku bertafakur di galaksi luhur-NYA
Kutengadah tangan dan berharap mengemis Cinta-NYA
“Ya Allah, kapankah tanahku tersiram kedamaian tanpa setetes darah ?”
Semarang, 17 Oktober 2010 jam 1:27 dinihari
Oleh : DioN Erbe
Tidak ada komentar:
Posting Komentar